"Galura SMAVET 2006"

"motto hidup seorang asep sutarya"

"Tiada Hari Tanpa Ibadah"
"Manfaatkanlah Hidupmu Untuk Kebaikan Karena Hidup Hanya 3 Hari, (Kemarin, Hari ini, Esok)
"Hidupku Untuk Allah, Hidup Mulia Atau Mati Syahid"
"Ikutilah Jejak Rosulallah Sebagai Pedoman Langkah Hidup Kita"

"Usaha Tanpa Do'a Bagai Berjalan Tanpa Kaki"
"Sahabatku Semangatku"




Halaman

jika ada hal perlu di pertanyakan silahkan kirim persan ke asepsutarya@gmail.com. Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Pemilik

Senin, 11 Oktober 2010

Hubungan antara Kurikulum dan Pembelajaran

HUBUNGAN ANTARA KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
Jun 3, '09 1:08 AM
for everyone

A. Kurikulum
I. Pengertian kurikulum
Secara etimologi,terma kurkulum berasal dari bahasa yunani curir yang berarti pelari dan curere yang berarti tempat berpacu.Dengan demikian istilah kurikulum berasal dari dunia
olahraga pada zaman Romawi kuno di yunani yangmengandunng pengertian jarak yang
harus di tempuh oleh pelari dari garis startsampai garis finish.
Banyak ara ahli yang menemukakan definisi kurikulum,di antaranya S.Nasution,dan Suyanto.
 Menurut S.Nasutonkurikulum dapat di pandang sebagai kurikulum tradisional dan kurikulum Modern,Kurikulum Tradisional sering di arttikan sebagai mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah,sedangkan dalam konteks Modern kuriulum mempunyai pengertian yang tidak hanya terbatas pada mata pelajaran tetapi menyangkut pengalaman di luar sekolah sebagai kegiatan pendidikan
 Dan menurut Suyanto Kurikulum adalah sebagai aktifitas yang menyangkut semua kegiatan yag di lakukan dan di alami peserta didik dalam perkembangan bai formal maupun informalguna mencapai tujuan. (Abdurrahmansyah M.Ag,2007 :35-36,38).
Sedangkan dalam konteks pendidikan islam (Tarbiyah Al-Islamiyah) istilah kurikulum sama dengan Manhaj atau Nahju yang definisinya adalah jalan atau cara yang di lakuan seseorang agar dengan segera mencapai tujuan hidup (Qurah,1979 :237).
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan kurikulum adalah semua
kegiatan yang di rancang bagi terdidik untuk mencapai tujuan pendidikan.
II. Landasan Kurikulum
Sebuah kurikulum pendidikan pada umumnya di susun dan di kembangkan berdasarkan sebagai landasan seperti landasan filosofis,landasan Sosiologis,landasan Psikologis,dan landasanOrganisator.
 Landasan Filosofis
Landasan filosofis memerankan fungsinya sebagai pijakan elementer dari sebuah pembentukan konsep kurikulum pendidikan.Hal ini sesuai dengan makna yangdi kandung oleh nuansa falsafah yang dalam konteks modern di pahami sebagai ilmu yang berusaha
untuk memahami semua hal yang muncul di dalam keseluruhan lingkup pengalaman
manusia yang di harapkan agar dapat mengerti dan mempunyai pandangan menyeluruh
dan sistematis mengalami alam semesta (universe) dan tempat bagi manusia
sebagai bagian dari dunia (Barnadib,1999 :11).Menurut S.Nasution,sekurang-kurangnya ada tiga dimensi kefilsafatan yang harus di pertimbangkan ketika akan merancang kurikulum,antara lain adalah falsafah pendidikan,falsafah Negara,dan falsafah lembaga pendidikan.
Filsafat pendidikan tidak lain adalah pelaksanaan pandangan dan kaedah filsafat dalam bidanng pendidikan yang menentukan prinsip-prinsip kepercayaan terhadap berbagai masalah pendidikan.Filsafat pendidikan sebagai salah satu cabang dari kajian filsafat
berusaha mengkaji masalah-masalah pendidikan di mana secara filosofis,kurikulum
merupakan alat pemasukan (Input instrumental) sebagai sarana terwujudnya proses
kegiatan pendidikan dan berarti pula sarana tercapainya tujuan pendidikan
(Nurgianto,1988 : 29 )
Selain filsafat pendidikan,filsafat bangsa dengan corak dan modal dasar serta nilai budaya suatu bangsa sesungguhnya penting di pertimbangkan ketika merancang konsep kurikulum pendidikan.Filsafat bangsa biasanya merupakan akumulasi nilai dari semua suku,agama,golongan,dan kepentingan politik pada sebuah Negara yang selalu di arahkan agar semua program pendidikan di orientasikan untuk menjaga dan mengembangkan filsafat tersebut.Dalam tatanan ini,pada dasarnya sangat dibutuhkan adanya korelasi yang signifikan antara filsafat suatu bangsa dengan nilai-nilai pendidikan yang selanjutnya
dapat di rumusakan dalam bentuk filsafat pendidikan nasional di suatu Negara
tersebut
Unsur ketiga dari dimensi kefilsafatan selain filsafat pendidikan dan filsafat bangsa adalah aspek lembaga pendidikan.Bentuk filsafat lembaga pendidikan ini dapat di ketahui dari misi (mission),visi (vision) dan tujuan instutisional suatu lembaga
pendidikan.Biasanya filsafat suatulembaga pendidikan jarang sekali di nyatakan
secara jelas.spesifik,dan eksplisit dalam bentuk tetulis (Abdullah,1999 : 60 ).
Menurut S.Nasution dalam merumuskan sebuah filsafat lembaga pendidikan secara tertulis setidaknya perlimemiliki komponen-komponen.seperti : a) Alasan rasional mengenai eksistensi lembaga pendidikan itu, b) Prinsip-prinsip pokok yang mendasarinya, c) Prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang di junjung tinggi, d)Prinsip-prinsip pendidian mengenai hakikat anak, hakikat proses belajar-mengajar,dan hakikat pengetahuan
(S.Nasution,1989:21 ).

 Landasan Sosiologis
Dalam penyusunan sebuah kurikulim factor yang di jadikan pertimbangan tidah hanya bersifat child oriented semata,tetapijuga peril mempertimbangkan aspek society. Kurikulum yang hanya berorientasi padsa kesiswaan (child oriented ) akan berpeluang
mengalienasianak didik dari perkembangan yang terjadi di masyarakay umum yang
kemudian akan mencerabut siswa dari akar cultural sosiologisnya.
Dalalm konteks sosiologis seperti di atas,maka bukan hal yang aneh jika substansi kurikulum senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat,sehingga sebuah lembaga pendidikandapat memberikan pendidikan yang fungsional dan siswa secara social di persiapkan untuk menghadapi serangkaian problematika yang muncul di lingkungan masyarakat tempat ia melakukaan social intercourse.Asas sosiologis kata Abdullah mempunyai peran penting dalam mengembangkan kurikulum pendidikan pada masyarakat dan bangsa apa saja di muka bumi ini.Oleh karena itu kurikulum pada prinsipnya harus mencerminkan keinginan,cita-cita tertentu,dan kebutuhan masyarakat (Abdullah,1999 : 62).

 Landasan Psikologis
Secara psikologis sebuah kurikulum penting memperhatikan teori-teori psikologi yang berkembang dalam mencapai mental discipline,yakni melatih daya mental terutama daya
pikir.Psikologi adalah studi yang secara kasat mata menitik beratkan
padappemahaman tingkahlaku sebagai bentuk aplikasi dan ekspresi dari gejala
jiwa.
Penjelasan tentang-tentang teori-teori belajar dan prinsip-prinsip belajar dari
varian aliran psikologi pada dsarnya dapat di uraikan dalam hubungannya dengan
factor psikologis dan perancangan dan formulasi kurikulum, pertama psikologi
memberi arah terhadap tujuan pendidikan anak, kedua Psikoogi memberi
arah dalam memilih(tochoise) dan mengorganisasikan (to organize )pengalaman
belajar, ketiga,Psikologi memberi pedoman bdalam praktej belajar-mrngajar.
Penguasaan guru terhadap teori-teori psikologi sangat membantu guru dalam menjalankan intreraksi yang menyenangkan siswanya,dalam bentuk pemilihan metodologi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi psikologis mereka.Selainitu penentuan materi pembelajaran juga harus di sesuaikan dengan kebutuhan psikologis siswa.
Pemahaman guru yang baik terhadap psikologi akan mampu mwngantarkan siswa menemukan kecendrungan bakat dan minat mereka secara unnik dan bervariasi.
Landasan Organisator Organisasi kurikulum dalam hal ini peran yang sangat strategis dalam menentukan pengalaman ini dari kegiatan pendidikan yang akan di internalisasikan kepada siswa.S.Nasution menyatakan ada dua hal yang penting di organisasikan dalamkonteks perancangan kurikulum.pertama,Pengorganisasian tentang pengetahuan apa yang paling penting untuk di berikan bagi anak didik dalam suatu di siplin studi..kedua,Bagaimana mengorganisasikan bahan itu agar anak didik dapat menguasainya dengan sebaik-baiknya (S.Nasution,1989 : 34 ).Jadi landasan ini lebih mengacu pada system kebijakan pendidikan dan kurikulum pendidiantetentu yang sedang di berlakukan saat itu.
III. Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum setiap satuan pendidikan harus mengacu kea rah pencapaiantujuan pendidikan nasional,sebagaimana telah di tetapkan dalam undang-undang no 2,tahun 1989 tentang system pendidikan nasional.dalam skala yang lebih luas,kurikulum
merupakn suatu alat pendidika dalamrangka pengembangan sumber daya manusia yang
berkualitas.Kurikululum menyediakan kesempatan yang luasbagi peserta didik
untuk mengalami proses pebdidikan dan pembelajaran untuk mencapai target tujuan
pendidikan nasional khisusnya,dan sumber daya manusia yang berkualita umumnya.

IV. Fungsi Kurikulum
Menurut Hendyat Soetopo Wasty Soemanto,kurikulumdapat di jelaskan ke dalam beberapa kepentingan dan fungsi
• Fungsi kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan
Kurikulum merupakan sebuah media untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan
yang ingin di capai,oleh karena itu,fungsi kurikulum adalah sebagai alat atau media
untuk mencapai tujuan pendidikan.
• Fungsi kurikulum bagi perkembangan siswa
Sebagai organisasi belajar ( lerning organsatior ) yang tersusun dengan cermat,kurikulum selalu di siapkan dan di rancangbagi siswa sebagai salah satu aspek yang akan di konsumsi siswa.Oleh karena itu, merancang kurikulumakan amat penting artinya bagi upaya pembentukan dan pembinaan karakter siswa agar mereka mandiri dan n\menjadi sosok yang yang bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.
• Fungsi kurikulumbagi para pendidik
Bagi pendidik,kurikulum memegang peranan penting yang berfungsi sebagai:
 Pedoman kerja dalammenyusun dan mengorganisir pengalaman belajar siswa
 Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap tingkat perkembangan siswa dalam kerangka menyerap sejumlah pengetahuan sebagai pengalaman bagi mereka.
 Pedoman dalam megatur kegiatan pendidikan dan pembelajaran.
• Fungsi kurikulum bagi pimpinan dan Pembina sekolah
 Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervise,yakni memperbaiki situasi belajar agar lebih kondusif.
 Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervise dalam menciptakan situasi belajar yang menunjang situasi belajar siswa kea rah yang lebih baik.

 Sebagaipedoman dalammelaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan bantuan pada kepada para guru dalam menjalankan tugas kependidikan mereka.

 Sebagai seorang administrator maka kurikulum dapat di jadikan pedoman dalam mengembangkan kurikulum pada tahap selanjutnya.
 Sebagai acuan bagi pelaksanan evaluasi agar proses belajar mengajar dapat lebih baik.
• Fungsi kurikulum bagi orang tua siswa
Kurikulum memiliki fungsi yang amat besar bagi orang tua mereka dapat berperan serta dalam membantuh sekolah melakukan pembinaan terhadap putra putri mereka.Dengan mengacuh pada kurikulum sekolah di man aanak-anak mereka di bina,maka orang tua dapat memantau perkembangan informasi yang di serap anak mereka.
• Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkat atas
Kurikulum pada tingkat sekolah yang lebih rendah akan sangat
berkait,dengan upaya perancangan kurikulum pada tingkat pendidikan selanjutnya.Pengelola sekolah setingkat SLTA misalnya,akan selalu mengacu pada rumusan kurikulum pada tingkat SLTP dalam perancangannya.DEngan kata lain,kesinambungan dan keterkaitan antara tingkatan pendidikan tadi dari sisi korelasi keilmuwan harus sinergis dalam rumusan kurikulum.
• Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan stakeholders
Masyarakat dapat mengacu pada kurikulum yang di tetapkan lembaga
pendidikan,untuk kepentingan memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan
program pendidikan yang embutuhkan kerjasama dengan pihak masyarakat.Masyarakat
dapat memberiukan kritik dan saran yang konstruktif dalam penyempurnaan program pendidikan di sekolah agar lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan kerja.

0 komentar :

About us

Common

FAQ's

FAQ's

© 2011-2014 BERANDA SASTRA KEHIDUPAN. Designed by Bloggertheme9. Powered by Blogger.